MERRY RIANA MIMPI SEJUTA DOLAR
Kisah sukses Merry Riana
sebenarnya tidak lain adalah kisah sukses seorang sales asuransi atau
kalau di Singapura disebut Konsultan Keuangan karena yang mereka jual
bukan hanya asuransi tetapi produk-produk keuangan lainnya seperti
deposito, kartu kredit dan sebagainya. Yah, dia menekuni usaha ini
hingga menghantarnya menggapai 1 juta dolar pada umur yang relatif
begitu muda, 26 tahun.
Menjelang akhir kuliah di NTU, Merry Riana, sempat terjun ke bisnis Multi Level Marketing (MLM). 200 dolar hilang. Dia juga mencoba main saham. Tapi gagal. Menjelang akhir kuliah, dia bersama pacarnya yang kini menjadi suaminya Alva Tjenderasa, melirik bisnis mencetak skripsi mahasiswa NTU dan pembuatan kaus. Tetapi bisnis ini tidak jadi karena sudah dikuasai pemain besar.
Merry Riana pernah mau menjadi distributor tunggal Tiansi di Singapura. Merry Riana sudah mengkondisikan teman-teman kampusnya untuk menjadi down line-nya untuk bisnis MLM yang marak di Indonesia itu. Tetapi akhirnya, Tiansi gagal masuk Singapura.
Merry Riana dan Alva adalah penyuka buku-buku motivasi sekelas Robert Kiyosaki dan Anthony Robbins. Bahkan, keduanya mengeluarkan dana lebih dari 2.000 dolar untuk mengikuti seminar Robbins di Singapura. Bahkan, Merry Riana berhasil berfoto dengan idolanya itu. Usaha ini tidak mudah. Tetapi tekadnya yang kuat hingga mimpi berfoto bersama Anthony Robbins terwujud.
Setamat kuliah, Merry Riana dan Alva memilih untuk berwirausaha. Mereka tidak mengikuti arus seperti teman-temannya yang bekerja di perusahan dengan gaji 2.500-3.000 dolar per bulan. Keduanya memilih menjadi sales asuransi.
Mereka menghubungi nasabah dari kantor, tetapi sering kali gagal. Lalu mereka pergi ke mal-mal untuk memprospek calon nasabah. Eh malah diusir satpam. Keduanya lalu ke stasiun MRT. Satu dua orang berhasil mendengar penjelasan mereka. Tetapi tidak sampai deal. Mereka lalu mengatur strategi dan siasat untuk menawarkan produk keuangan. Target pun dipasang. Harus wawancara 20 orang per hari. Target itu harus dipenuhi, meski badan lelah. Tak jarang, Ria menangis karena terlalu capek. Saking ngototnya, kadang-kadang target itu baru terpenuhi dini hari.
Dari 20 orang yang diprospek itu, rata-rata lima orang bisa diprospek lebih lanjut. Dan dari lima orang itu, satu orang bisa deal. Sedikit demi sedikit usaha ini mulai menuai hasil. Tahun pertama, Merry Riana berhasil mencapai target, transaksi 100.000 dolar. Tahun kedua, target yang sama tercapai juga. Setelah itu Merry Riana dengan sendirinya menjadi manajer dan berhak merekrut anak buah.
Puncaknya ketika Merry Riana berhasil meraih 1 juta dolar pada umur 26 tahun, lebih cepat empat tahun dari resolusinya ketika merayakan ulang tahun ke-20. Kesuksesan itu menghantarnya terpilih sebagai Presiden Star Club. Inilah yang membawa dia diliput secara luas media massa di Asia Tenggara. Dia kemudian menjadi pembicara seminar di mana-mana dan menjadi motivator ulung.
Sumber : Klik disini
Pekerjaan sebagai sales asuransi
kadang-kadang tidak dianggap sebagai pekerjaan elit, terutama di
Indonesia. Bahkan, tidak jarang mereka dicibir karena suka mengusik dan
mengganggu ketenangan orang.
Tetapi Merry Riana
telah menunjukkan dan mebuktikan bahwa pekerjaan itu mulia dan bisa
menjadi kaya raya. Pekerjaan itu jauh lebih menggiurkan daripada kerja
kantoran yang hanya mengandalkan gaji bulanan yang tidak seberapa dan
amat sangat jarang naik. Gaji sales asuransi sangat tergantung komisi.
Keberhasilan sales asuransi tidak diraih dengan mudah.
Tidak banyak orang bisa mencapai itu. Dan, Merry Riana
adalah satu di dalam sedikit orang sukses itu. Resolusi untuk bebas
secara finansial sebelum umur 30 tahun, motivasi yang tinggi, semangat
yang menggebu, kerja keras hingga larut malam tanpa kenal lelah,
ketajaman pikiran dan hati, serta hubungan yang intim dengan Yang Di
Atas menjadi kata-kata kunci kesuksesannya.
Kisah Sukses
Buku ini diawali dengan kisah keberangkatan Merry Riana
dari Jakarta ke Singapura pada 1998. Setelah tamat SMA Ursula, dia
tadinya hendak kuliah di Universitas Trisakti. Proses pendaftaran sudah
dilakukan. Tiba-tiba pecah kerusuhan. Sebagai etnis Tionghoa yang
menjadi sasaran amuk massa ketika itu, orang tua Ria, sapaan akrabnya,
mengubah haluan demi masa depan putrinya.Meski ekonomi terbatas, orang
tuanya memutuskan untuk melanjutkan kuliah sulung dari tiga bersaudara
itu ke luar negeri dan pilihannya Singapura. Ria kuliah di Nanyang
Technological University (NTU). Untuk biaya kuliah di situ, Ria dan
beberapa WNI yang kuliah di sana mendapat pinjaman dari Development Bank
of Singapura yang kalau dirupiahkan sebesar 300 juta.Uang ini dipakai
untuk membayar kuliah hingga lulus, uang asrama, dan uang saku. Ria
haris menyiasati uang yang begitu sedikit agar bisa bertahan dan tidak
membebani orang tuanya di Jakarta.
Tahun pertama, Ria konsentrasi pada kuliah. Biaya hidupnya hanya
dengan 10 dolar per minggu. Untuk itu dia harus makan mi instan yang
dibawa dari Jakarta setiap pagi dan malam sedangkan siang dia hanya
makan setangkup ruti tawar.Pada tahun kedua kuliah, pada masa liburan,
Ria tidak berlibur ke Jakarta tetapi mencoba mencari uang tambahan
dengan menjual brosur dengan gaji 3-5 dolar Singapura per jam. Kemudian
dia bekerja di toko bunga. Uang hasil jerih payahnya itu tidak dipakai
untuk berfoyah-foyah tetapi ditabung. Uang tabungannya makin banyak
ketika dia kerja magang di perusahan terkenal di negeri singa itu dengan
gaji 750 dolar per bulan.Pengalaman susah ini kemudian melahirkan
resolusi dalam dirinya. Tepatnya, ketika dia merayakan ulang tahun
ke-20, dia membangun resaolusi bahwa dia mau merdeka secara finansial
sebelum umur 30 tahun.Menjelang akhir kuliah di NTU, Merry Riana, sempat terjun ke bisnis Multi Level Marketing (MLM). 200 dolar hilang. Dia juga mencoba main saham. Tapi gagal. Menjelang akhir kuliah, dia bersama pacarnya yang kini menjadi suaminya Alva Tjenderasa, melirik bisnis mencetak skripsi mahasiswa NTU dan pembuatan kaus. Tetapi bisnis ini tidak jadi karena sudah dikuasai pemain besar.
Merry Riana pernah mau menjadi distributor tunggal Tiansi di Singapura. Merry Riana sudah mengkondisikan teman-teman kampusnya untuk menjadi down line-nya untuk bisnis MLM yang marak di Indonesia itu. Tetapi akhirnya, Tiansi gagal masuk Singapura.
Merry Riana dan Alva adalah penyuka buku-buku motivasi sekelas Robert Kiyosaki dan Anthony Robbins. Bahkan, keduanya mengeluarkan dana lebih dari 2.000 dolar untuk mengikuti seminar Robbins di Singapura. Bahkan, Merry Riana berhasil berfoto dengan idolanya itu. Usaha ini tidak mudah. Tetapi tekadnya yang kuat hingga mimpi berfoto bersama Anthony Robbins terwujud.
Setamat kuliah, Merry Riana dan Alva memilih untuk berwirausaha. Mereka tidak mengikuti arus seperti teman-temannya yang bekerja di perusahan dengan gaji 2.500-3.000 dolar per bulan. Keduanya memilih menjadi sales asuransi.
Mereka menghubungi nasabah dari kantor, tetapi sering kali gagal. Lalu mereka pergi ke mal-mal untuk memprospek calon nasabah. Eh malah diusir satpam. Keduanya lalu ke stasiun MRT. Satu dua orang berhasil mendengar penjelasan mereka. Tetapi tidak sampai deal. Mereka lalu mengatur strategi dan siasat untuk menawarkan produk keuangan. Target pun dipasang. Harus wawancara 20 orang per hari. Target itu harus dipenuhi, meski badan lelah. Tak jarang, Ria menangis karena terlalu capek. Saking ngototnya, kadang-kadang target itu baru terpenuhi dini hari.
Dari 20 orang yang diprospek itu, rata-rata lima orang bisa diprospek lebih lanjut. Dan dari lima orang itu, satu orang bisa deal. Sedikit demi sedikit usaha ini mulai menuai hasil. Tahun pertama, Merry Riana berhasil mencapai target, transaksi 100.000 dolar. Tahun kedua, target yang sama tercapai juga. Setelah itu Merry Riana dengan sendirinya menjadi manajer dan berhak merekrut anak buah.
Puncaknya ketika Merry Riana berhasil meraih 1 juta dolar pada umur 26 tahun, lebih cepat empat tahun dari resolusinya ketika merayakan ulang tahun ke-20. Kesuksesan itu menghantarnya terpilih sebagai Presiden Star Club. Inilah yang membawa dia diliput secara luas media massa di Asia Tenggara. Dia kemudian menjadi pembicara seminar di mana-mana dan menjadi motivator ulung.
Sumber : Klik disini
Tidak ada komentar